Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Catatan 15/12/17

Si Barat takkan bisa mengalahkan Si Timur melalui perang militer. Si Barat jelas kalah, karena Si Timur akan begitu bersemangat. Pilihan Si Timur: 1. Menang dan dapat kejayaan 2. Kalah dan dapat kejayaan pula ( surga ) Maka dari itu, Si Barat menggunakan strategi lain. Apa itu? Politik devide et impera (adu domba). Cukup dengan membuat wacana Bisa menjadikan antar Si Timur saling menyalahkan, sibuk dengan urusan mereka sendiri, lupa mana kawan mana lawan. Ini yang dinamakan Ghazwul Fikri (perang pemikiran). Lihatlah bagaimana antar Ormas Islam saling menjelekkan. Antar organisasi ekstra kampus (Islam) saling merendahkan. Ah sudahlah... Aku juga belum begitu paham. Oleh karenanya, Nantikan diskusi PTKP HMI Kom. FITK tentang Ghazwul Fikri. Coming soon...

Catatan 14/12/17

Seringkali kita memilih mengatakan terserah Padahal bisa mengatakan sepakat atau gak sepakat, sebainya gini... Kita terlalu takut akan resiko Merasa aman di zona nyaman Dan dengan seenaknya mengatakan aku makmum Lucunya,,, aku pun masih begitu. Ah sudahlah... Mau sampai kapan seperti ini terus? Atau menunggu lupa Bahwa kita terlampau jauh tertinggal. Cukuplah, mari mengambil sikap Manfaatkan peluang. (lanjutan) Ketika kamu memilih untuk memperlihatkan kelemahanmu, kesedihanmu dan ketakutanmu ... Maka saat itu kamu telah mengecewakan banyak orang yang begitu mengidolakanmu... Maka saranku. Silahkan lemah, sedih dan takut, tapi Jangan pernah kau perlihatkan Karena aku pun begitu mengidolakanmu Maka please jangan kecewakan aku. Terinspirasi dari story sahabat

Catatan 13/12/17

Ada kawan yang nyeloteh 'aku gak tau dan gak mau tau urusan politik' Hem, aku cukup terdiam 'masih ada saja phobia politik di kalangan masyarakat' Begini, ketika kita tidak tahu tentang politik maka konskuensi logisnya adalah kita akan mudah dipolitisi (dimanfaatkan). Bukankah Rasulullah juga mengajarkan politik? Bagaimana menanamkan keyakinan, mengatur strategi dan taktik, serta memimpin umatnya. Itu semua bagian dari politik. Kita boleh bahkan wajib berpolitik, asal tidak tenggelam di dalamnya. 'cukup tau dan tapi gak perlu terjun langsung ke dunia politik' Kalau semua orang baik berpikiran seperti itu, secara tidak langsung kita merelakan kekuasaan dipegang oleh penguasa yang dholim. Jika sudah pada taraf seperti itu, bukankah akan menjadi dosa dan kelalaian bersama? Kita bisa menengok kasus di Iran dan Syria, bagaimana kaum Sunni tertindas oleh kaum Syiah. Apa penyebabnya? Tentu karena kaum Sunni di sana mengharamkan politik, da

Catatan 12/12/17

Seasyik apapun kita mewarnai hidup, tentu akan merasakan bosan juga. Begitupun dengan kuliah, menjelang akhir semester nampak rasa males, mules, lemes bersamaan. Saat itu kata alm. Uje, kembalilah kepada Sang Pencipta. Tidak harus berhenti hidup, cukup perbanyak temui Dia di rumah-Nya. Asyhadu an la ilaha illallah Wa asyhadu anna muhammadan rasulullah.

7 KALI BARU KELUAR

Semangat pagi itu aku awali dengan bangun dari subuh. Selepas sujud panjang kulanjutkan membuka lembaran-lembaran yang bertuliskan aksara arab. Sebab bagiku setiap kalimat itu mengandung kedamaian yang begitu dalam, tanpa harus tau maknanya. Bagiku pola bacaan itu menuntun suaraku menjadi terasa syahdu. Sedang di luar rumah terdengar suara air gerimis ditambah angin sepoi-sepoi yang membawaku hanyut pada suasana damai pagi itu. Menjelang mentari terbit aku baru tersadar, minggu pagi itu aku dan empat kawanku punya janji, menjadi panitia pernikahan. Segera aku rampungkan bacaanku lalu bergegas mengambil peralatan mandi. Hufht, lagi-lagi harus antri. Seperti biasa, di asrama sudah dipastikan ada antrian mandi setiap pagi. Ah sudahlah, aku terpaksa mandi di luar. Dengan celana kolor pulkadot, aku nyaman menyiram seluruh tubuhku dengan sedikit tarian. Gosok sini gosok sana udah kayak balsem Geliga aja. Pas hotnya. Wkwkwkwk "Iiih Bang Nor jijay... ga malu apa Bang, ada santri-sat

LAWAN (Catatan Triadi)

Malam selalu berganti siang Begitupun jiwa yang sedih berganti periang Ketika iblis mencari teman Maka manusia harus melawan Jangan biarkan diri kita nyaman Dengan dosa yang kita lakukan Mukmin harus menang Menghadapi iblis yang menantang Karena Neraka siap memanggang Setiap hamba yang membangkang Tetap kuat kawan Jadilah hamba yang beriman Agar dunia tak menjadi penghalang Antara jiwa dan Dia Sang Maha Penyayang Sekian... Saya Triadi Tuan rumah kultum ceria (Ditulis ketika menjadi moderator dalam agenda kultum pesantren BI dengan tema Teman atau Lawan Setan oleh Ust. Akmal Nur A)

DUA SURAT

Pagi itu Nor kembali meneguk segelas teh tawar. Dengan ditemani secarik kertas lusuh bertuliskan pesan cinta dari Loya menjelang keberangkatan nya ke Jakarta. Nor mencoba menguatkan diri sendiri “sudah yakinkah jalanmu untuk ke sana , Loy ?” Namun ah entahlah, nampaknya Loya selalu acuh akan pesan nya . Langkah Loya tetap tegak seakan memberi jawaban kepada Nor bahwa keputusannya telah bulat. Nor kembali meneguk teh beraroma melati itu, selepasnya dia kembali melamun. Memor inya semakin jauh ke belakang, saat bibir mungil kekasihnya itu mengeluarkan ungkapan manis “Mas, aku janji gak bakal ninggalin kamu”. Bulshit… Tiga bulan sebelumnya, Loya datang menemui nya di belakang rumah. Iya benar , memang hubungan mereka tanpa sepengetahuan keluarga. Mereka masih mencoba menutupi kemesraan di depan orang lain . “Mas, aku besok jadi berangkat ke Jakarta bareng Dina, pamit yah?” ucap Loya membuka obrolan. “Hem, yah mau gimana lagi, keputusanmu udah bulat ya

Rasa Yang Menyiksa

ini tentang cerita pribadiku. tidak terlalu menarik tapi aku ingin menulisnya. sekedar mengobati rasa yang bimbang dan menyiksa. seperti rasa-rasa yang pernah ada, kini rasa ini muncul lagi, disini ditempat ini. aku ingin memulainya dari awal. entah mengapa rasa ini tiba-tiba muncul menyiksaku. tak mungkin aku menyatakannya sekarang, aku terlalu mencintai dia. ketika dia mulai tahu akan rasa itu, aku semakin takut, takut semuanya terbongkar dan itu akan membunuhku secara perlahan, lagi lagi  aku hanya ingin menulis dengan cepat tentang rasa maupun fakta. aku hampir menyerah tapi entahlah aku bukan siapa siapa. nampak rona wajah yang mulai memancarkan cahaya rembulannya. aku tenang, aku menang. karena kini kita sama-sama sudah ada empunya. 

MULAI INDAH (PUISIKU)

Terlintas rona merah wajahmu Merubah warna hidup nan indah   Di kala senja mulai tiada   Akan terus mencari makna Aku menjerit bahagia Menangis dengan air mata duka Karena luka pun tak lagi sama Kini tinggal lah bahagia Semua telah kembali Seperti berlari ke masa lalu Aku diam, tenang dan melaju Menatap satu mata yang berbeda Percayalah memang ini jalanku Mengejar mimpi melawan hari sebuah arti dari mengenalmu Wujudku, kapankah akan kembali?

Amaliyah baru di Rabu Kliwon, alumni Hasry agendakan khataman online

Tarub – Menggantikan agenda istighozah kubro, alumni Ponpes Hasyim Asy’ari Tarub adakan khataman online bareng, Rabu (6/12/2017). Agenda ini dilakukan melalui grup Whatsapp “Alumni Hasyim Asy’ari”. Grup ini baru terbentuk November lalu, jumlah anggotanya pun baru 73 orang. Ide ini pertama kali muncul dari Triad, salah seorang admin grup. Pada awalnya dia hanya mengharapkan agar grup baru itu dapat dimanfaatkan dengan baik. “Awalnya cuma iseng usul, eh malah dapat respon positif, ya udah langsung kami konsep aja” pungkasnya. Hasil screenshot WA   Konsep yang ditawarkan admin sebagaimana lazimnya khataman online. Pembagian juz dilakukan sebelum hari H, dengan memilih dari juz 1 s/d 30 sesuai dengan kehendak anggota. Triad menuturkan bahwa sistematika pembacaan al-Qur’an juga telah diatur. Dimulai dengan tawashul (mengirim al-Fatihah), membaca juz sesuai bagiannya, lalu baru ditutup dengan doa Qur’an. “Kami konsep sedemikian rupa, temen-temen tinggal mengikuti dan membac