Tidak terasa kabut tipis turun membumi
Udara dingin khas pegunungan mulai
menjalari
Rintik gerimis mengaburkan cahaya
bulan
Menambah kelam suasana kegelapan
Malam mencekam
Aku sudah cukup lama menunggu
Di teras langgar tempat terakhir
kita bertemu
Demi berbagi apapun yang mampu mendamaikanku
Sejenak,
Kubaca lagi isi surat yang kubawa
Tertulis 10 Juni ba'da Isya di
tempat biasa
Hemmm, aku takut...
Bakal lupa cerita-cerita yang
kusiapkan sedari siang
Tentang kacamatamu yang sempat
kupecahkan
Tentang arti lesung pipimu yang
manis menawan
Detik jam terus berjalan
Kau belum juga memberi tanda
kehadiran
Sementara aku terus menunggu dalam
ketidakpastian
Semestinya aku khawatir
Bukan sebab rumahmu yang tepat
berada di seberang jalan
Aku lebih khawatir kau semakin jauh
dari harapan
Sebab hijabmu kini semakin menutup
pandangan
Aku sadar
Segala tentang kita harus mulai direlakan
Bahkan antar Tuhan kita pun tidak
sejalan
Kau makin sempurna dengan bulan
bintangmu
Dan aku tetap setia dengan salibku.
Komentar
Posting Komentar