Pagi ini kopi terasa lebih pahit dari biasanya
Aku merenung, apa yang salah pada caraku menjalani hidup
akhir-akhir ini
Sedikit kurang nyaman, mengajar pun hambar
Aku kehilangan semangat
Tapi tetap berusaha menjalani apa yang menjadi kewajiban
Kutukan siapa yang melekat
Sumpah serapah mana yang terlontar
Atau doa orang mana yang mungkin aku dzolimi
Apa mungkin tentang perempuan yang tersakiti
Yang semesta kurang meridhai
Apa yang salah?
Adakah yang keliru?
Orang baik masih aku temui
Rutinitas positif masih aku jalani
Lalu apa? Mengapa begitu hambar?
Aku bosan
Hidup masih cukup berantakan
Tidak ada kemajuan
Tidak ada kepastian dalam waktu dekat
Aku mengkhawatirkan masa depan
Tolong sampaikan padaku? Apa aku salah? Apa langkahku
keliru?
Ini aku semakin menua, semakin hilang arah
Siapa yang bisa aku jadikan pegangan?
Tokoh mana yang bisa menuntunku, menasihatiku, mengarahkanku
pada jalan yang benar?
Atau kebenaran akan menunjukkan jalannya sendiri?
Atau kebahagiaan akan datang dengan sendiri, semaunya,
sekehendaknya?
Aku menulis sebagai aku yang lain
Sebagai aku yang masih remaja kekanak-kanakkan
Jadi mohon jangan artikan aku sebagai orang yang banyak
ilmu, orang yang penuh nasihat,
Ini momennya berbeda, aku sedang menjadi aku yang lain
Bulan depan mau menuju apa?
Apa yang sedang aku usahakan?
Impian mana yang sedang aku kejar?
Target apa lagi yang aku rencanakan?
Berbagai pertanyaan yang tak pernah menemui jawaban.
Jika aku sedih, aku menyedihkan hal apa?
Jika aku bahagia, ini jelas salah. Bahagia mana yang bisa diartikan dari kondisi tulisan macam ini.
Jelas aku sedang tidak bahagia.
Sini-sini yang mau nemenin aku
Yang mau nasehatin aku
Yang mau ngasih petunjuk langsung
Yang mau hal-hal baik untukku
Tapi please, jangan judge yang macam-macam
Jangan malah banding-bandingin dengan masalah kalian
Apalagi bilang “harusnya kamu bersyukur”
Jangan yah…
Komentar
Posting Komentar