Langsung ke konten utama

Sebagai Pria ...


Bagaimana seharusnya sikap pria kepada wanitanya?

Sebagai pria, seringkali kita keliru dalam memberikan perlakuan kepada pasangannya. Beberapa sikap mendasar yang kita anggap benar, bisa jadi merupakan sesuatu yang salah bagi wanita. Kita sering mendengar slogan “wanita selalu benar”, lalu kita menjadikannya seperti bahan olok-olokan. Sedikit berlebihan memang, sebab sangat mungkin jika sebenarnya memang kita -sebagai pria- yang salah. Kita seringkali tidak menyadari telah berbuat keliru terhadap pasangannya. Maka dalam kesempatan ini, sepertinya menarik untuk mengulas sedikit tentang bagaimana seharusnya sikap pria terhadap wanitanya. Inilah beberapa sikap yang seharusnya pria berikan kepada wanitanya:

1.    Jangan menjelaskan, tapi meminta maaf

Yups, kalau kita punya salah atau dianggap salah sama pasangan kita, tidak perlu banyak menjelaskan ini itu, it’s percuma. Ketika doi sedang marah, akan susah untuk mau menerima penjelasan kita. Jangankan menerima, mendengarkan saja rasanya males bagi doi. So, kita tidak perlu menjelaskan. Lebih tepatnya,  jangan dulu menjelaskan. Langkah paling tepat yang bisa kita lakuin ya kita akui salah kita, lalu minta maaf. Kalaupun doi masih tetap marah, kita terima saja. Sembari menunggu waktu yang tepat, sekiranya sudah memungkinkan, atau ketika ada momen, kita manfaatkan untuk menjelaskan. Kalau doi sudah mau menerima penjelasan dari kita, itu artinya kemarahannya sudah reda. Apalagi kalau penjelasan kita ditanggapi dengan permintaan maaf dari doi. Bisa diartikan doi juga merasa bersalah karena sudah salah paham sama kita. Nah di momen seperti ini, kita boleh serang balik. Namun, tetap hati-hati dan ingat prinsip “wanita selalu benar”. Wkwk ...

2.    Jangan mencari perhatian, tapi memberi perhatian

Sebenarnya ini rumus umum sih. Kalaupun kita kebetulan belum punya pasangan, ya berarti tinggal kasih perhatian ke wanita yang memang kita sukai. Jangan malah nonjolin diri sendiri untuk menarik perhatian. Cobalah perlahan kasih perhatian ke doi, ya minimal nanya kabar, nanya kesibukan sekarang, dan semacamnya. Tapi juga jangan berlebihan, posesif, segala macam ditanyain. Jatuhnya malah kita bikin kesel doi. Nah, kalau sudah sama-sama enjoy, sama-sama ngasih perhatian, sekali-kali bolehlah kita kasih jeda. Urusan beginian memang harus pintar tarik ulur. Maksudnya gimana? Ya kita tahu lah, hampir setiap hubungan akan sampai pada batas kejenuhan. Antisipasinya ya begitu, kalau sudah sama-sama perhatian, sama-sama sayang misalkan, jangan terus-terusan dikasih perhatian. Doi atau kita sendiri bakal jenuh dengan komunikasi yang begitu-begitu aja. Sesekali bolehlah cuek dikit, agar tetap ada perasaan takut kehilangan. Kita sendiri juga gitu kan, misal doi gampang banget diajak jalan gitu, kita lama-lama ngrasa tidak punya tantangan. Sebaliknya, kalau doi masih sesekali cuek, kadang enggan diajak jalan, kan kita ngrasa punya tantangan, kita masih takut kehilangan. Bagiku, ini cukup sehat buat keberlangsungan sebuah hubungan.

3.    Jangan menuruti rasa bosan, tapi cobalah bertahan

Nah, ini karakter pria banget sih, eh maksudnya aku banget. Iyap, aku gampang banget bosan sama pasangan. Nanti ujung-ujungnya mencoba nyari tantangan lain, ngechat wanita lain. Akibatnya pasti, kita bakal ada di titik “bertahan dengan rasa yang tidak lagi sempurna, atau berpisah dengan perasaan bersalah”. Dilema tidak tuh? Hahaha... Sering aku ngalamin yang seperti ini. Ya tidak mau dipungkiri, ujungnya ya memilih putus, gara-gara memfasilitasi rasa bosan. Jadi gimana baiknya? Cobalah bertahan. Rumus sederhana, jika sudah menjalin sebuah hubungan, kurangi atau stop komunikasi dengan wanita lain. Stop bukan berarti ngehapus atau ngeblock kontak WA. Cukup dengan berusaha tidak membuka obrolan dengan wanita lain. Nah misal nih, ada wanita yang ngechat duluan, ya cukup bales sederhana, kurangi penggunaan emot, kurangi ngasih pertanyaan balik. Karena bisa jadi dari chat sederhana itu membawa ke ranah perasaan, dan ini tidak sehat. Apalagi kalau kondisi yang begini kita ngalaminnya waktu lagi ngrasain bosan sama pasangan. Ujungnya ya jadi pelarian, atau kalau ngrasa cocok sama wanita baru bisa berakibat fatal. Putus dengan yang lama, jadian dengan yang baru. Dan ingat, ini siklus, akan berlangsung seterusnya. Kita akan mengalami posisi itu lagi, bahkan sampai di jenjang pernikahan. Jadi kalau terus menuruti rasa bosan, dan tidak melatih untuk bertahan, kita selamanya begitu, tidak akan merasakan makna dari kesetiaan. Kalau rasa bosan menghampiri, jangan dulu pergi. Boleh kasih jeda agar sedikit tenang, asal jangan menghilang. Seperti yang sudah aku bilang, harus pintar tarik ulur perhatian. Kita sebagai pria, jangan hanya ngegas di awal, tapi hilang di tengah jalan. Ngejar mati-matian, giliran dapat disia-siakan. Wkwk ...

4.    Jangan marah di medsos, tapi obrolkan pribadi

Dikit-dikit lari ke medsos, bikin story, nyari perhatian. Ampun woy. Hubungan kita sama doi, permasalahan kita sama doi, kok larinya ke story. Please lah, kalau punya permasalahan, punya unek-unek, ya sampaikan ke pasangan. Atau kalau lagi ada masalah sama doi, ya boleh cerita ke teman dekat, asal jangan ke medsos. Tidak perlu lah sindir-sindiran, kode-kodean lewat story. Iyuuuh banget. Wkwk. Kalau lari ke medsos, itu sama halnya kita mbuka kesempatan buat wanita lain masuk ke kehidupan kita. Siapa tahu di luaran sana banyak yang mengharapkan hubungan kita dengan doi hancur. Bisa karena ada yang mengharapkan kita, atau bisa juga teman kita ada yang suka sama doi kita. Begini deh, misal nih kita bikin story tentang hubungan kita dengan doi yang lagi renggang. Eh teman nongkrong kita ada yang baca story kita, kebetulan dia juga suka sama pasangan kita. Otomatis dong dia bakal manfaatin momen ini, dia ngechat doi, ngasih perhatian lah, jadi pahlawan lah, bikin nyaman lah. Bisa-bisa doi malah nyanyi “setan (kita) dilepas, malaikat (temen kita) didapat”. Intinya, kalau masalah kita diumbar di medsos, bukan dapat solusi, tapi dapat caci maki. Baiknya ya obrolin langsung sama doi. Atau boleh juga lewat perantara. Tentu perantaranya ya orang yang sama-sama kenal kita, sama-sama tahu hubungan kita dengan doi.

5.    Jangan mengumbar janji, tapi lakukan yang pasti

PR lagi ini bagi pria. Kita-kita ini biasanya mudah banget ngumbar janji, janji tidak akan nakal, janji tidak bakal chatingan sama wanita lain, janji bakal setia, janji dan janji terus. Haha... Apalagi waktu awal-awal ngejar doi. Btw, aku sendiri juga begitu woy. Wkwk maap. Giliran ditanya tentang keseriusan malah maju mundur, mbal mbul, dan banyak alasan lainnya. Mau fokus kuliah dulu lah, mau fokus kerja dulu lah, mau fokus nyekolahin adik dulu lah. Preeeeeeeet ... Ada lagi yang jawabannya gini, jalanin aja dulu, kalau emang jodoh pasti ketemu. Ampun dah. Kita ini kurang laki ternyata yah. Ini selaras juga dengan ngegantung hubungan. Nah, kasus yang sering terjadi, kita sebagai pria kadang masih menaruh harap dengan wanita lain, tapi buat jaga-jaga tidak mau lepas dengan wanita yang sekarang. Ujungnya ya gitu, ngegantung. Salah siapa? Salah kita lah, bisa-bisanya sudah punya pasangan tapi tetap buka jalan buat wanita lain. Cara komunikasinya pun sama dengan mengumbar janji. Contoh nih, wanita lain itu tahu kita punya doi, terus kita ngomong ke dia, kayaknya aku sama dia gak bakal bertahan lama. Terus ngasih kalimat-kalimat penjelas lainnya. Sampai si wanita ini percaya, dan akhirnya menaruh harap juga dengan kita. Kok tahu? Iya lah, wong aku pelaku juga kok. Di titik itu aku juga ngrasa dilema dong, mau pilih yang mana, kan bego. Wkwk...

Udah yah itu dulu, maaf barangkali diksinya amburadul. Sebab, aku waktu nulis ini nggak sekali natap laptop langsung jadi. Kesimpen di draft dulu, jadi waktu nglanjutin tulisan dengan kondisi perasaan yang berbeda. Awal mau nulis sedikit formal, pakai pria wanita, eh di akhir pengin pakai kata cowok cewek, karena sepertinya lebih pas. Lalu mau edit ulang juga masih males. Ah terserah. Lagian nulis juga sebatas untuk bercerita saja kok. Sekarang memilih senyap dari story-story WA, FB, IG, dan Twitter. Jadi nyalurinnya di blog ini. Thanks yang sudah baca. I Love You. Eeemuuuaaaah... hahaha.


Dia hanya bercanda
Seharusnya kamu tertawa, bukan jatuh cinta

Komentar

  1. Dia hanya singgah, bukan sungguh. Seharusnya kamu berikan kopi, bukan hati. 😁

    BalasHapus
  2. Dia hanya menulis dengan jari, namun mengapa aku merespon dengan hati. 😭😭😭

    BalasHapus
  3. Ah, malam-malam hujan dingin seperti ini memang paling cocok menggalau walau tak ada yang menyakiti, hiyaaa hiyaaa hiyaa🤣🤣

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEMACAM TANYA JAWAB

  Spesial di Hari Guru Nasional 2024, ada beberapa pertanyaan yang muncul dibalut dengan ungkapan ' selamat hari guru' oleh mereka, murid-murid kelasku. Maka dalam kesempatan ini izinkan aku menggunakan bahasa yang menyesuaikan komunikasiku bersama mereka. (panggilan diri 'Pak Hadi') Capcusss .... Pak Hadi calonnya mana? Pertanyaan cukup wajar di usia Pak Hadi yang hampir genap 30 tahun. Problemnya bukan di calon sebenarnya, lebih pada kondisi ekonomi Pak Hadi yang bisa dibilang belum stabil. Sebab untuk urusan perempuan, calon, atau apapun sebutannya, Pak Hadi bukan termasuk orang yang susah-susah amat untuk mencari dan mendapatkan. Bahkan sampai sekarang pun ada beberapa nama yang masuk daftar teman dekat dan masih intens komunikasi. Lagi-lagi karena memang belum siap untuk membangun rumah tangga. Mungkin kalian perlu tahu sedikit bagaimana kondisi ekonomi Pak Hadi. Jadi semenjak Pak Hadi kerja sudah banyak beban yang harus ditanggung. Tidak begitu ingat sampai ...

Sia-sia

Fakta bahwa kamu banyak yang suka atau banyak yang ngejar adalah kebahagiaan tersendiri bagiku. Karena itu berarti aku tidak perlu khawatir berlebihan jika suatu saat nanti takdir memisahkan jalan kita. Bukankah sedari awal kita tidak saling menjanjikan apa-apa? Hanya sebatas teman yang berusaha sejalan, melangkah beriringan, dan saling support. Sayangnya, lagi-lagi salah satu pihak melibatkan perasaan terlalu jauh. Hal yang paling aku wanti-wanti di awal pada akhirnya terjadi juga. Sebenarnya kamu sayang nggak sih? Pertanyaan yang akhirnya terlontar sebagai wujud dari kebutuhan akan kepastian. Untuk ke sekian kalinya aku tidak bisa berkata-kata. Penjelasan yang coba aku utarakan hanya berputar di isi kepala. Aku dengan mulut yang membisu dan mata yang mulai berkaca-kaca, semoga mampu ditangkap sebagai jawaban. Kita satu frekuensi, memiliki kesamaan dalam banyak hal. Sepertinya kita juga saling membutuhkan, saling berbagi kebaikan, dan banyak saling-saling lainnya. Tapi apakah l...